Minggu, 18 September 2011

Peningkatan Kemampuan Teknik Dasar Passing Atas dan Bawah Permainan Bolavoli setelah diberi bentuk bermain pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMP Negeri 14 Yogyakarta

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses merubah prilaku dari yang belum tahu menjadi tahu suatu ilmu. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses mempelajari suatu hal yang belum diketahui. Salah satu tempat untuk mendapatkan pendidikan adalah di sekolah, mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Perguruan Tinggi.
Pendidikan di sekolah memiliki banyak komponen. Komponen yang terkandung di dalam pendidikan antara lain: guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana, proses belajar mengajar dan lingkungan. Komponen guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana, proses belajar mengajar dan lingkungan yang saling berkaitan. Diantara komponen-komponen pendidikan yang paling utama dalam menanmkan ilmu adalah komponen kurikulum. Kurikulum adalah pengalaman-pengalaman dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh sekolah dengan tujuan untuk memodifikasi perilaku siswa menuju perilaku yang diharapkan, Wawan Suherman (2001: 7). Kurikulum pendidikan jasmani merupakan bagian dari kurikulum sekolah secara keseluruhan yang memberikan sumbangan bagi filosofi, tujuan dan sejarah pendidikan.
Pendidikan jasmani merupakan bagian mata pelajaran yang diajarkan dalam pendidikan di sekolah. Pendidikan jasmani adalah mata pelajaran yang diajarkan dari kelas VII-IX di sekolah termasuk pada sekolah menengah pertama. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui penyediaan pengalaman belajar kepada siswa berupa aktivitas jasmani, bermain, dan olahraga yang direncanakan secara sistematis guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik, keterampilan motorik, keterampilan berfikir, emosional, sosial, dan moral, Depdiknas dalam Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 4, Nomor 1, (2008 : 13).
Dalam hal ini Adang Suherman (2000: 23) tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori yaitu: (1) Perkembangan fisik, (2) Perkembangan gerak, (3) Perkembangan mental dan, (4) Perkembangan sosial. Melalui pendidikan jasmani diharapkan dapat merangsang perkembangan dan pertumbuhan jasmani siswa, merangsang perkembangan sikap, mental, sosial, emosi yang seimbang serta keterampilan gerak siswa.
Materi pendidikan jasmani yang harus diberikan kepada siswa, dibedakan menjadi dua kelompok yaitu materi pokok dan materi pilihan.  Materi pokok merupakan mata pelajaran yang harus diajarkan pada saat jam pelajaran sekolah. Sedangkan materi pilihan merupakan kegiatan olahraga yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah berupa kegiatan ekstrakurikuler olahraga.
Salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang termasuk dalam materi pokok yaitu bolavoli. Banyak manfaat yang diperoleh dengan bermain bolavoli. Dengan bermain bola voli dapat membentuk sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisologis, kesehatan dan kemampuan jasmani. Manfaatnya bagi rokhani yaitu kejiwaan, kepribadian dan karakter akan tumbuh kearah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat (Suharno, HP. 1995: 2).
Teknik dasar bermain bolavoli merupakan faktor yang mendasar yang harus dikuasai siswa terutama siswa SMP. Dengan menguasai teknik dasar bermain bolavoli, diharapkan siswa akan memiki ketrampilan bermain bolavoli. Seperti yang dikemukakan Marta Dinata (2004: 5) bahwa teknik dasar adalah faktor utama selain kondisi fisik, taktik, dan mental seorang pemain. Langkah awal dalam proses pembelajaran permainan bolavoli yaitu memperkenalkan macam-macam teknik dasar bolavoli terlebih dahulu agar siswa menguasai dan memahaminya.
Dalam permainan bolavoli terdapat beberapa jenis teknik dasar yang meliputi: passing bawah, passing atas, servis, block, dan teknik smash. Passing merupakan teknik dasar bolavoli yang berfungsi untuk memainkan bola dengan teman seregunya dalam lapangan permainan sendiri. Disamping itu juga, passing sangat berperan untuk mendukung penyerangan atau smash. Hal ini karena, smash dapat dilakukan dengan baik, jika didukung passing yang baik dan sempurna.
Passing bawah merupakan teknik dasar yang paling awal diajarkan bagi siswa atau pemain pemula. Passing bawah dilakukan dengan kedua lengan untuk dioperkan atau dimainkan di lapangan permainan sendiri. Pada gerakan teknik passing bawah melibatkan beberapa gerakan dari anggota badan antara lain: posisi kaki, posisi badan, posisi kedua tangan, dan gerakan lanjut. Bagian-bagian tubuh tersebut merupakan rangkaian gerakan passing bawah yang tidak dapat dipisah-pisahkan pelaksanaannya untuk menghasilkan kualitas passing bawah yang baik dan sempurna. Passing atas merupakan suatu teknik memainkan bola yang dilakukan oleh seorang pemain bolavoli dengan tujuan untuk mengarahkan bola yang dimainkannya kesuatu tempat atau kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri. Servis adalah tindakan memukul bola oleh seorang pemain belakang yang dilakukan dari daerah servis, untuk menyeberangkan bola ke daerah lapangan permainan lawan. Agar siswa mampu melakukan passing bawah, passing atas, dan servis dengan baik dan benar harus dilakukan pembelajaran yang sistematis dan terprogram. Seorang guru harus mampu memilih metode latihan yang mudah dipelajari dan dipahami oleh siswa, salah satunya dengan menggunakan metode dalam bentuk bermain. Bentuk bermain yang akan diberikan untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar passing permainan bolavoli yaitu permainan sederhana dengan menggunakan passing atas, dan passing bawah.
Proses pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan dengan metode yang efekif dan efisien. Pendidikan jasmani yang hanya dilaksanakan 2 jam pelajaran perminggu diperkirakan belum memenuhi tujuan pendidikan jasmani seperti halnya pembelajaran bolavoli yang dilaksanakan 2-3 pertemuan setiap semesternya sehingga kurang untuk meningkatkan keterampilan suatu cabang olahraga, sehingga diperlukan waktu khusus untuk dapat meningkatkan keterampilan dasarnya.
Kemampuan teknik dasar passing bolavoli merupakan hal terpenting untuk kegiatan ekstrakurikuler bolavoli. Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli memiliki kemampuan yang berbeda-beda, karena tidak semua siswa SMP mengetahui dan mempraktekkan  teknik dasar bolavoli dengan baik dan benar. Untuk mengetahui kemampuan yang berbeda-beda tersebut perlu disesuaikan dengan karakteristik siswa SMP yang masih menyukai aktivitas permainan.
Sekolah menengah pertama yang mengadakan kegiatan ektrakurikuler bolavoli adalah SMP Negeri 14 Yogyakarta. Kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 14 Yogyakarta berjalan dengan baik termasuk pembelajaran permainan bolavoli. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, teknik dasar permainan bolavoli telah diajarkan dan dilatih dengan baik dan benar.
Proses kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilaksanakan belum menunjukkan hasil yang maksimal. Masih banyak siswa yang belum mampu melakukan teknik dasar dengan benar. Kemampuan teknik dasar permainan bolavoli yang belum baik akan berpengaruh pada kualitas permainan yang rendah. Pemberian metode melatih ekstrakurikuler bolavoli dirasa masih kurang bervariasi, hal ini mengakibatkan kemampuan teknik dasar passing permainan bolavoli masih kurang. Kegiatan ekstrakurikuler bolavoli ini masih belum berhasil karena belum memiliki prestasi yang membanggakan dikarenakan kurangnya pengalaman bertanding dan minimnya kemampuan teknik yang dimiliki siswa.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan teknik dasar bolavoli. Rendahnya kemampuan teknik dasar passing permainan bolavoli tersebut perlu ditelusuri faktor penyebabnya, apakah karena penguasaan teknik dasarnya yang kurang baik, kemampuan fisik yang tidak mendukung atau metode melatih yang kurang efektif dan lain sebagainya. Kondisi yang demikian seseorang guru pendidikan jasmani dan pelatih harus mampu mengevaluasi dari semua faktor baik dari pihak guru atau pelatih sendiri maupun dari pihak siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli.
Teknik dasar bolavoli  merupakan peran terpenting dalam permainan bolavoli. Dengan metode bentuk bermain masih belum diketahui apakah dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar pada permainan bolavoli. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hasil proses kegiatan ekstrakurikuler tersebut dengan peningkatan kemampuan teknik dasar bermain bolavoli. Penulis melakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Kemampuan Teknik Dasar Passing Permainan Bolavoli dengan Bentuk Bermain pada Siswa yang Mengikuti  Ekstrakurikuler Bolavoli di SMP Negeri 14 Yogyakarta”.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1.      Adanya peningkatan kemampuan teknik dasar passing bawah permainan bola voli dengan bentuk bermain pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 14 Yogyakarta.
2.      Adanya peningkatan kemampuan teknik dasar passing atas permainan bola voli dengan bentuk bermain pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 14 Yogyakarta.
3.      Metode melatih yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 14 Yogyakarta masih kurang bervariasi.
4.      Kegiatan ekstrakurikuler bolavoli ini masih belum berhasil karena belum memiliki prestasi yang membanggakan dikarenakan kurangnya pengalaman bertanding dan minimnya kemampuan teknik yang dimiliki siswa.

C.    Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah yang ada, penelitian dibatasi pada peningkatan kemampuan teknik dasar passing atas dan bawah permainan bolavoli jika diberikan dalam bentuk bermain pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 14 Yogyakarta.

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:apakah ada peningkatan kemampuan teknik dasar passing atas dan bawah permainan bolavoli setelah diberi bentuk bermain pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMP Negeri 14 Yogyakarta?”.


E.     Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan teknik dasar permainan bolavoli jika diberikan dalam bentuk bermain pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMP Negeri 14 Yogyakarta.

F.     Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui, ada tidaknya peningkatan kemampuan teknik dasar passing atas dan bawah permainan bolavoli jika diberikan bentuk bermain pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler di SMP Negeri 14 Yogyakarta, maka dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
Manfaat Teoritis :
  1. Dapat dijadikan masukan dan evaluasi bagi guru dan pelatih ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 14 Yogyakarta terhadap proses pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
  2. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
  3. Bisa sebagai landasan teori bagi yang ingin mengukur kemampuan teknik dasar passing permainan bolavoli.
  4. Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas dapat sebagai patokan bagi yang mengukur kemampuan teknik dasar passing permainan bolavoli tingkat SMP.

Manfaat Praktis :
1.      Dapat dimanfaatkan sebagai landasan modifikasi bentuk pengukuran kemampuan bolavoli siswa SMP.
2.      Memberikan sumbangan informasi yang berguna bagi pelatih untuk mengembangkan metode-metode melatih yang bervariasi.
3.      Sebagai bahan pertimbangan apabila diadakan bentuk penelitian yang sama.

G.    HIPOTESA
Berdasarkan kajian teori yang diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan   hipotesis sebagai berikut:
Ada peningkatan kemampuan teknik dasar permainan bolavoli yang diberikan bentuk bermain pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 14 Yogyakarta. Dengan kriteria t hitung > t tabel dengan taraf siginifikansi 0.004 untuk kemampuan teknik passing atas. dan kriteria t hitung > t tabel dengan taraf signifikansi 0.000 untuk passing bawah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teori
     1. Hakikat Peningkatan Kemampuan
Peningkatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-2, (1997: 1060), merupakan proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan). Kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan, kekuatan: kita berusaha dengan diri sendiri untuk melakukan sesuatu: kekayaan yang dimiliki, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-2, (1997: 546). Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan adalah suatu proses perbuatan atau cara meningkatkan usaha dengan didasari kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu potensi yang dimilikinya.
                Peningkatan kemampuan adalah suatu penambahan atau perkembangan keterampilan kearah yang baik dimana penambahan atau perkembangan keterampilan tersebut diperoleh dari metode latihan yang terstruktur dan bertahap (Widodo Santoso, 1995 Vol IV No 03, Edisi Oktober Desember).
               Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan adalah suatu metode terstruktur dan bertahap yang disertai dengan kesanggupan, kekuatan, untuk mengembangkan potensi yang dilakukan secara kontinu.

2. Hakikat Permainan Bolavoli
          a. Prinsip Dasar Bermain Bolavoli
Permainan bolavoli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895. Bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan. Permainan bolavoli ini tidak hanya dimainkan dikalangan tertentu, tetapi sudah menyebar luas ke seluruh penjuru tanah air, mulai dari usia remaja sampai usia dewasa, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga beregu atau tim. Permainan bolavoli dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim berjumlah enam orang pemain. Permainan bolavoli dimainkan di atas lapangan berbentuk persegi panjang berukuran 18 X 9 meter yang dipisahkan oleh net. Tujuan permainan bolavoli adalah memasukan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Seperti dijelaskan Muhajir (2004: 29-33) bahwa, tujuan adalah memperagakan teknik dan taktik memainkan bola di lapangan untuk meraih kemenangan dalam pertandingan. Oleh karena itu, keterampilan dalam memperagakan teknik dan taktik menjadi kunci utama dalam bermian bolavoli. Kemampuan seseorang dalam bermain bolavoli dipengaruhi oleh teknik dasar yang dimiliki.
Teknik dasar dalam permainan bolavoli yang harus dimiliki dan kuasai antara lain adalah passing bawah, passing atas, servis, smash, dan blok.
1)      Passing bawah
Prinsip dasar bermain bolavoli yaitu upaya seorang pemain bolavoli untuk memainkan bola dengan tujan diumpan dengan teman seregunya atau dimainkan di lapangan permainan sendiri. Berkaitan dengan passing M Yunus (1992: 79) menyatakan, passing adalah mengoper bola pada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.
Berdasarkan batasan passing diatas dapat dirumuskan pengertian passing bawah adalah teknik dasar memainkan bola dengan menggunakan kedua tangan, yaitu perkenaan bola pada pada kedua lengan bawah yang bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri atau sebagai awal untuk melakukan serangan.
2)      Passing atas
Menurut M. Mariyanto,  Sunardi, dan Agus Margono (1994: 54) menyatakan, passing atas adalah suatu teknik memainkan bola yang dilakukan oleh seorang pemain bolavoli dengan tujuan untuk mengarahkan bola yang dimainkannya ke suatu tempat atau kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.
3)      Servis
Servis merupakan pukulan permulaan untuk memulai suatu permainan yang dilakukan dari daerah servis di belakang lapangan di bagian sebelah kanan, selebar 3 meter, dengan panjang ke belakang tidak terbatas, M. Yunus (1992: 137). Servis juga merupakan pukulan bola yang dilakukan dari garis belakang lapangan permainan (daerah servis) melampaui net ke daerah lawan, M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, (1994 : 114). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa servis merupakan tindakan memukul bola yang dilakukan dari garis belakang lapangan permainan (daerah servis) dengan syarat melampaui rintangan atau jaring net ke daerah lawan.
4)      Smash
Smash merupakan pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan, M.Yunus (1999: 108). Menurut Pranatahadi (2007: 31) smash adalah tindakan memukul bola ke lapangan lawan, sehingga bola bergerak melewati atas jaring dan mengakibatkan pihak lawan sulit mengembalikannya.
5)      Bendungan (Blok)
Bendungan merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan, M Yunus (1992: 119). Menurut Muhajir (2004: 34-38) bendungan (blok) sangat erat sekali dengan teknik bertahan yang dilakukan di atas net, keberhasilan bendungan dapat ditentukan oleh loncatan yang tinggi dan kemampuan menjangkau lengan pada bola yang sedang dipukul lawan. Bendungan dapat dilakukan oleh satu, dua, atau tiga pemain tergantung pada kualitas pemain lawan, dan bendungan dapat dilakukan secara akitif dan pasif.
Hal senada dikemukakan oleh A. Sarumpact, Zulfar  Djazet, dan Imam Sadikun dalam Nur Afni Suprihatin, (2008: 10) bahwa:
Prinsip permainan bolavoli adalah memainkan bola dengan memvoli (memukul dengan tangan) dan berusaha menjatuhkan ke dalam permainan lapangan lawan dengan menyebrangkan bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri. Bola harus benar-benar dipukul, tidak boleh ditangkap, dipegang atau dilempar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, prinsip dasar bermain bolavoli yaitu bola harus selalu divoli (dipantulkan) dan bola harus dimainkan sebelum bola menyentuh lantai dengan seluruh anggota badan. Dasar peraturan bolavoli adalah bola dimainkan tiga kali berturut-turut secara bergantian. Seperti yang dikemukakan Amung Ma'mum dan Toto Subroto dalam Nur Afni Suprihatin, (2008: 10) bahwa prinsip dasar permainan bolavoli adalah memantul-mantulkan bola agar jangan sampai bola menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga kali sentuhan dalam lapangan sendiridan mengusahakan bola hasil sentuhan itu diseberangkan ke lapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin.
b. Teknik Dasar Passing Bolavoli
1)  Teknik dasar passing
Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif (M. Yunus, 1992: 68). Begitu pula dalam teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan, sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan-peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai sesuatu hasil yang optimal. M. Yunus (1992: 69) berpendapat bahwa “Teknik permainan yang baik selalu berdasarkan pada teori dan hukum-hukum yang berlaku dalam ilmu dan pengetahuan yang menunjang pelaksanaan teknik tersebut, seperti; biomekanik, anatoni, fisiologi, kinesiologi, dan ilmu-ilmu penujang lainnya serta berdasarkan peraturan permainan yang berlaku”.
Teknik dasar merupakan unsur terpenting dalam cabang olahraga permainan bolavoli, karena teknik dasar akan menentukan cara melakukan suatu gerakan dasar yang baik. Penguasaan dalam melakukan teknik dasar dalam permainan bolavoli akan menentukan keberhasilan dan pengembangan mutu prestasi permainan bolavoli.
Teknik dasar yang paling utama dalam permainan bolavoli yaitu teknik passing. Passing berarti mengumpan atau mengoper. Berkaitan dengan passing, Suharno, HP (1979: 15) menyatakan, passing adalah usaha atau upaya seorang pemain bolavoli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang bertujuan adalah untuk mengoper bola yang dimainkannya itu kepada teman pada seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri.
Menurut M.Yunus (1992: 79) passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai teknik awal untuk menyusun pola serangan kepada lawan.
2)  Macam-macam teknik dasar passing (operan)
a)      Passing atas (operan dengan menggunakan jari-jari tangan atau operan overhead atau set up)
Barbara L. Viera (2004: 51) menyatakan bahwa “Mengumpan adalah sebuah operan overhead yang dilakukan untuk menempatkan bola pada suatu posisi kepada penyerang”. Operan overhead dapat digunakan untuk menerima bola yang lebih tinggi dari bahu.
Sedangkan Suharno HP (1979: 15) berpendapat bahwa “arti set up adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bolavoli dengan cara   menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya yang selanjutnya agar dapat untuk melakukan serangan terhadap regu lawan ke lapangan lawan.

Cara melakukan passing atas atau set up menurut Suharno, HP (1979: 16) dilakukan dengan cara:
Sikap permulaan
Pemain mengambil sikap siap normal agar koordinasi tubuh saat melakukan passing atas dapat stabil, kedua tangan berada di depan dada pada saat akan melakukan passing saat bola datang segeralah menempatkan diri dibawah bola dan tangan diangkat ke atas depan kira-kira setinggi dahi. Jari-jari tangan secara keseluruhan membentuk setengah bulatan. Jari-jari diregangkan sedikit satu dengan yang lain dan kedua ibu jari membentuk suatu sudut.
Sikap saat perkenaan
Perkenaan bola pada jari adalah diruas pertama dan kedua terutama ruas pertama dari ibu jari. Pada saat jari disentuhkan pada bola maka jari-jari agak ditegangkan sedikit dan pada saat itu juga diikuti gerakan perselangan, lengan kearah depan atas agak eksplosif.


Gambar 1. Sikap tangan saat perkenaan bola pada saat passing atas.
Sumber : Suharno HP (1979: 16)



Sikap akhir
Setelah bola berhasil di pass maka lengan harus lurus sebagai suatu gerakan lanjutan diikuti dengan badan dan langkah kaki kedepan agar koordinasi tetap terjaga dengan baik. Gerakan tangan, pergelangan, lengan dan kaki harus merupakan suatu gerakan harmonis.


Gambar 2. Sikap saat perkenaan bola passing atas.
Sumber : Suharno HP (1979: 17)



b)      Passing bawah (operan lengan bawah)
Menurut Barbara L. Viera (2004: 19) operan lengan bawah merupakan teknik dasar bolavoli yang harus dipelajari. Lebih tegas Barbara L. Viera (2004: 19) menyatakan bahwa “operan ini biasanya menjadi teknik pertama yang digunakan tim bila tidak memegang servis. Operan ini digunakan untuk menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke bawah, dan memukul bola yang terpantul di net.
Teknik passing bawah adalah teknik penerimaan bola dengan menggunakan kedua tangan, yaitu perkenaan bola pada pada kedua lengan bawah yang bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri atau sebagai awal untuk melakukan serangan. Teknik passing bawah merupakan satu-satunya cara untuk menerima servis yang sulit atua serangan lawan, karena dengan passing bawah setiap tim atau regu masih memilih kesempatan mengarahkan bola sesuai kehendaknya dalam M. Maryanto, Sunardi, Agus Margono, (1994: 201).
Menurut Suharno HP (1979: 17) ada beberapa tahap dalam melakukan passing bawah, yaitu:
Sikap permulaan
Ambil posisi sikap siap normal yaitu posisi berdiri dengan posisi salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Lutut ditekuk, badan agak condong sedikit kedepan dengan tangan siap berada di depan badan. Pada saat tangan akan dikenakan pada bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan juga serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur kebawah depan lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaannya.


Gambar 3. Sikap tangan pemukul pada passing bawah.
Sumber : Suharno HP (1979: 17)

Sikap saat perkenaan
Pada saat akan mengenakan bola sikap tubuh harus dalam keadaan siap terhadap bola, begitu bola berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus kearah bola, usahakan perkenaan bola tepat di bagian priximal dari pergelangan tangan agar pantulan bola akan melambung dengan sudut pantul 90%. Sehingga bola akan mudah diterima oleh teman satu timnya.


Gambar 4. Sikap saat perkenaan bola passing bawah.
Sumber : Suharno HP (1979: 17)

Sikap akhir
Setelah bola berhasildi pass bawah maka segera diikuti pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan.

3.  Model Bermain Bolavoli dalam Permainan Bolavoli
 Menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) dalam Resha Rafsanjani Prihawan (2009: 24) bermain adalah kegiatan yang menyenangkan, dan melalui aspek fisik, mental-emosional. Begitu juga menurut Sukintaka (1992: 76) bermain merupakan suatu bentuk kegiatan yang sangat disenangi oleh anak. Karena rasa senang inilah akan terbentuk suatu situasi yang dapat digunakan sebagai wahana untuk mencapai tujuan berlatih melatih. Bermain dapat dilakukan siapa saja dan kapanpun, menurut Sukintaka (1992: 1) bermain telah menjadi kenyataan merupakan gejala yang menyebar luas dalam macam-macam kalangan masyarakat. Baik golongan anak-anak, remaja, orang dewasa, laki-laki maupun perempuan. Jadi bermain itu tidak terbatas oleh umur dan status sosialnya. Pada anak SMP, rasa senang akibat bermain merupakan modal utama untuk menimbulkan situasi yang menyenangkan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut Mochamad Moeslim dalam Resha Rafsanjani Prihawan (2009: 24) bermain merupakan unsur paling penting dalam kehidupan anak-anak setiap harinya. Anak akan merasa senang karena dapat bermain. Adanya hasrat dan keinginan untuk bergerak menyebabkan anak merasa sedih apabila tidak bisa bergerak. Dalam lingkungan jam pelajaran sekolah ataupun lingkungan di luar jam pelajaran (ekstrakurikuler) anak-anak akan tetap bermain, karena di sana banyak teman-teman yang sebaya dan memungkinkan untuk mereka bermain kelompok, karena aktifitas bermain dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah pemain. Menurut Sukintaka (1992: 87-88) bermain dapat dibagi menjadi:
a.   Bermain sendiri yaitu merupakan permainan yang dilakukan oleh anak benar-benar tanpa teman bermain atau lawan bermain. Permainan ini bisa dilakukan oleh anak pada kelompok umur anak pra sekolah ke bawah. Contohnya permainan berjualan, mobil-mobilan atau boneka-bonekaan.

b.   Bermain bersama yaitu merupakan permainan yang dilakukan dua orang anak atau lebih. Pada permainan ini tidak ada anak sebagai lawan. Biasanya permainan bersama ini dimainkan oleh anak-anak pra sekolah sampai umur 10 tahun. Pada permainan ini biasanya ada pembagian tugas peranan. Contohnya bermain menjala ikan.

c.   Bermain tunggal yaitu pada waktu bermain ada lawan bermain, dan keduanya berusaha untuk memenangkan permainan dengan pencapaian angka atau nilai yang sudah ditentukan. Contohnya pada permainan tenis meja, bulutangkis.

d.  Bermain beregu yaitu bermain yang masing-masing memiliki teman dan tiap regu tersebut berusaha untuk memenangkan permainan dengan pencapaian angka yang sudah ditentukan. Contohnya pada permainan bolavoli, sepakbola.

Jadi bermain itu tidak hanya melibatkan satu orang saja tetapi   sekelompok orang yang mempunyai satu tujuan, terutama pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMP Negeri 14 Yogyakarta, misalnya ekstrakurikuler bolavoli. Ekstrakurikuler bolavoli merupakan cabang olahraga beregu yang memiliki karakteristik permainan. Bolavoli mengandung unsur-unsur yang ada di dalamnya, untuk bisa bermain bolavoli diharuskan dapat menguasai teknik-teknik dasar bermain seperti teknik dasar passing atas dan passing bawah dalam M. Maryanto, Sunardi, Agus Margono, (1994: 82).
Bermain dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli sangat komplek dan beragam bentuknya. Bentuk bermain yang akan diberikan dalam ekstrakurikuler di SMP Negeri 14 Yogyakarta yaitu bentuk bermain sederhana dengan peraturan yang disesuaikan dengan peraturan bolavoli dengan jumlah awal pemain setiap regunya berjumlah 3 siswa. Lapangan permainan yang diguanakan dalam bermain berbentuk persegi panjang dengan ukuran 4.5 x 6 meter dan tinggi net 2,24 meter. Persyaratan yang digunakan dalam permainan ini yaitu bermain dengan menggunakan teknik passing bawah dan passing atas dengan 3 kali sentuhan atau kesempatan dalam tiap regunya yang dilakukan 2 kali dalam seminggunya.

          
Gambar 5. Bermain bola voli kecil-kecilan.
Sumber : Theo Kleinmann dan Dieter Kruber (1984: 157).


4.  Landasan Ektrakurikuler
Depdiknas (2004: 1) dalam Tri Ani Hastuti (2008: 63) ekstrakurikuler merupakan program sekolah, berupa kegiatan siswa yang bertujuan memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, optimasi pelajaran yang terkait, menyalurkan bakat dan minat, kemampuan dan keterampilan serta untuk lebih memantapkan kepribadian siswa. Tujuan ini mengandung makna bahwa kegiatan ekstrakurikuler berkaitan erat dengan proses belajar mengajar.
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dilaksanakan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat dan minat siswa. Dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut siswa memperoleh manfaat dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kegiatan yang diikutinya.
Rumusan tentang pengertian ekstrakurikuler juga terdapat dalam SK Drijen Dikdasmen Nomor 226/C/Kep 1992 dalam Tri Ani Hastuti (2008: 64) yang menyatakan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatandi luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah yang brertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan bakat siswa dalam bidang tertentu. Selain itu juga akan membantu siswa untuk lebih memahami mengenai suatu hal yang tidak dapat dimengerti pada saat jam sekolah.
Bola voli adalah salah satu cabang olahraga yang terkandung dalam pendidikan jasmani. Bola voli merupakan cabang olahraga permainan yang dapat dilakukan oleh siapa saja, namun tidak semua siswa dapat melakukan olahraga bola voli secara maksimal pada jam pelajaran penjas, dikarenakan keterbatasan waktu atau jam mata pelajaran. Untuk mendapatkan nilai dan pengetahuan tentang bola voli, siswa perlu penambahan waktu diluar jam sekolah.
Ekstrakurikuler adalah salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memahami lebih luas arti penting teknik dasar permainan bola voli untuk meningkatkan prestasi, namun tidak hanya siswa yang berupaya meningkatkan prestasi seorang guru pembina ekstrakurikuler pun harus membantu agar siswa dapat memiliki ketrampilan dan kemampuan sehingga dapat meningkatkan prestasi.
5.      Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Menurut Sukintaka (1992: 45) anak tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) kira-kira berusia antara 13 – 15 tahun mempunyai karakteristik :
A. Jasmani
1).  Laki-laki ataupun putri ada pertumbuhan memanjang.
2).  Membutuhkan pengaturan istirahat yang baik.
3). Sering menampilkan kecanggungan dan koordinasi yang kurang baik sering  dilihatkan.
4).  Merasa mempunyai ketahanan dan sumber energi tak terbatas.
5).  Mudah lelah, tetapi tidak dihiraukan.
6).  Mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat.
7). Anak laki-laki mempunyai kecepatan dan kekuatan ototyang lebih baik dari pada putri.
8). Kesiapan dan kematangan untuk keterampilan bermain menjadi baik.
B. Psikis atau mental
1).  Banyak mengeluarkan energi untuk fantasinya.
2).  Ingin menentukan pandangan hidupnya.
3).  Mudah gelisah karena keadaan yang remeh.
C. Sosial
1).  Ingin tetap diakui oleh kelompoknya.
2).  Mengetahui moral dan etik dari kebudayaannya.
3).  Persekawanan yang tetap makin berkembang.
D. Keterampilan motorik
Keterampilan gerak telah siap untuk diarahkan kepada permainan besar, atau olahraga prestasi.

  1. Penelitian yang Relevan
   Penelitian yang relevan dengan penelitian ini di lakukan oleh Nur Afni Suprihatin (2008) yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Berlatih dan Bermain Terhadap Kemampuan Passing Bawah Bolavoli Pada Siswa Putri Kelas VIII SMP Negeri Boyolali Tahun Pelajaran 2007/2008.”
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan pembelajaran berlatih terhadap kemampuan passing bawah bolavoli pada siswa putri kelas VIII SMP Negeri Boyolali Tahun Pelajaran 2007/2008. Dengan nilai perhitungan hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai t hit sebesar 4.830 dan t tabel sebesar 1.75 dengan taraf signifikan 5%. Ada pengaruh pendekatan pembelajaran bermain terhadap kemampuan passing bawah bolavoli pada siswa putri kelas VIII SMP Negeri Boyolali Tahun Pelajaran 2007/2008. Dengan nilai perhitungan hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai t hit sebesar 9.820 dan t tabel 1.75 dengan taraf signifikan 5%. Dan pendekatan pembelajaran bermain lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan passing bawah bolavoli pada siswa putri kelas VIII SMP Negeri Boyolali Tahun Pelajaran 2007/2008. kelompok 2 (K2) (kelompok yang mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran bermain) memiliki persentase kemampuan passing bawah bolavoli lebih besar dari pada kelompok 1 (K1) (kelompok yang mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran berlatih). Kelompok 2 (K2) memiliki peningkatan sebesar 30.8932%, sedangkan kelompok 1 (K1) 3.2258%.
Penelitian relevan yang kedua yang dilakukan oleh Bani Tri Umboro yang berjudul “Tingkat Keterampilan Bermain Bolavoli siswa Putra Kelas XI SMA Negeri 1 Pundong Bantul.” Dengan hasil penelitian dari sebanyak 54 siswa putra kelas XI SMA Negeri 1 Pundong Bantul yang memiliki keterampilan bermain bola voli berkatagori “sangat baik” 5 siswa (9,26%), “baik” 9 siswa (16,67%), “cukup baik” 19 siswa (35,19%), “kurang baik” 20 siswa (37,04%), “sangat kurang baik” 1 siswa (1,85%). Secara keseluruhan tingkat keterampilan bermain bolavoli siswa putra kelas XI SMA Negeri 1 Pundong Bantul dalam kategori cukup baik.

  1. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Pada dasarnya siswa di sekolah menengah pertama sangat senang dengan olahraga. Sedangkan permainan bolavoli termasuk di dalamnya. Olahraga permainan bolavoli dapat di lakukan oleh semua kalangan khususnya baik dikenalkan pada siswa sekolah menengah pertama. Permainan bolavoli merupakan materi pokok yang tercantum dalam kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah menengah pertama. Karena sebagai materi pokok dan materi pilihan maka teknik dasar permainan bolavoli itu harus diajarkan kepada siswa. Sesuai dengan karakteristik siswa sekolah menengah pertama yang masih menyukai bermain atau jenis permainan, maka dari itu untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar permainan bolavoli pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di sekolah menengah pertama diberikan bentuk bermain.
Untuk mengetahui perbedaan subyek yang diberikan perlakuan dalam bentuk bermain maka perlu adanya evaluasi dengan cara melakukan pengukuran dengan menggunakan tes braddy yang dimodifikasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.          Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen. Penelitian pra eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik (Suharsimi, 2005 : 207). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan bentuk One Group Pretest and Posttest Design, yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding (Suharsimi, 2005 : 212). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :
         O1 → X → O2
Keterangan :
O1  : Pretest
O2  : Posttest
X   : Treatment / perlakuan
      
Dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah treatment. Perbedaan antara pretest dan posttest ini diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen. Sehingga hasil dari perlakuan diharapkan dapat diketahui lebih akurat, karena terdapat perbandingan antara keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah dengan bentuk bermain. Perlakuan dilaksanakan dua kali per minggu yaitu Selasa dan Jumat sore dengan waktu tatap muka 90 menit.

B.           Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yaitu passing yang terdiri dari passing atas dan passing bawah.
Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah :
1.      Passing atas adalah operan dengan menggunakan jari-jari tangan atau operan overhead atau set up
2.      passing bawah adalah operan dengan menggunakan lengan tangan.

C.          Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2006 : 117). Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 14 Yogyakarta yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli yang berjumlah 24 orang. Sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi karena menggunakan seluruh populasi yang ada, tanpa ada pengambilan sampel.




D.     Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Agustus - November 2009. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 14 Yogyakarta setiap Selasa dan Jumat dari jam 15.00-16.30 WIB.

E.           Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1.  Instrumen Penelitian
 Instrumen dalam penelitian ini adalah modifikasi braddy volley ball test. Ukuran untuk tes Braddy sebelum dimodifikasi adalah sasaran di tembok yang berukuran lebar 152 cm, dengan jarak petak sasaran dari lantai untuk putri 335 cm dan untuk putra 350 cm (Suharno HP, 1979 : 67). Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah (Suharsimi Arikunto, 2002: 134). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah braddy volley ball test yang sudah dimodifikasi, yaitu dengan instrumen penelitian ini dapat dikumpulkan data sebagai alat untuk menyatakan besaran atau prosentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kwantitatif atau kwalitatif (Mardalis dalam Bani Tri Umboro, 2009: 25). Penelitian ini menggunakan metode tes dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes keterampilan bermain bola voli dari modifikasi braddy volley ball tes.

     Tes ini disusun untuk siswa SMP yang sudah dimodifikasi dengan rangkaian tes sebagai berikut:
           Memodifikasi braddy volley ball tes, yang terpenting dalam menurunkan target tidak kurang dari tinggi net dalam permainan bolavoli yang resmi, untuk pria maupun wanita. Apabila  tinggi sasaran lebih tinggi dari net resmi maka dalam melakukan umpan bisa untuk disemsh, dan dapat untuk menyelamatkan bola terakhir maka bola tersebut bisa memasuki lapangan atau daerah lawan. Memantulkan bola ketembok selama 1 menit dengan menggunakan passing atas, passing bawah maupun menggunakan seluruh bagian badan. Dengan sasaran lebih garis batas 250 cm dan lebar 125 cm. Satuan pengukurannya banyaknya melakukan passing bawah maupun passing atas selama 1 menit. Alat-alat yang digunakan dalam braddy volley ball test antara lain: dua buah bolavoli, stopwatch, blangko dan alat tulis serta menggunakan tembok sasaran. Seperti gambar 5.
             

                                                   Pa
                                                  
                                     15 cm     Pi
                                         125 cm    
                                                                   250cm



                Gambar 6. Modifikasi braddy volley ball tes.
Keterangan :
a.                                           Alat :
-  Peluit
-  Stopwatch
-  Bola voli
-  Buku catatan hasil

b.                                          Cara pelaksanaannya:
                   Testi berdiri menghadap sasaran dengan bolavoli ditangan, setelah ada aba-aba “ya” bola dilempar ke tembok sasaran (tidak dihitung), kemudian testi menjalankan passing atas bisa juga dengan passing bawah sesuai dengan peraturan bermain kearah sasaran yang berukuran lebar 125 cm tinggi petak tak terbatas. Jarak petak sasaran dari lantai untuk putri 250 cm. Testi melakukan tes selama 1 menit berusaha memvoli bola kearah petak sasaran sebanyak mungkin dengan passing atas dan passing bawah. Jika bola sulit dikuasai (jatuh di tanah) maka sebelum waktu habis pemain segara melempar bola ke tembok dan memvoli lagi secepat-cepatnya. Tiap individu melakukan 2 x giliran dengan nilai akhir hasil salah satu frekuensi terbanyak dari 2 giliran tersebut (Suharno HP, 1979: 67).
Penilaian :
          Memvoli yang sah adalah yang masuk ke daerah sasaran, bola yang mengenai garis batas dianggap masuk. Pantulan dari lambungan atau lemparan pertama serta pantulan bola setelah mati atau ditangkap tidak dihitung. Tes Braddy ini diberikan sebanyak 2 kali kesempatan dan hasil akhirnya diambil dari yang terbaik.

2.  Teknik Pengumpulan Data
            Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah braddy volley ball test. Teknik atau cara pengambilan data penelitian dilakukan pada proses kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan 2 kali dalam seminggu, yang dilakukan sebanyak 16 kali perlakuan (treatment). Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Tjaliek Sugiardo (1991: 25), bahwa proses latihan selama 16 kali sudah dapat dikatakan terlatih, sebab sudah ada perubahan yang menetap.

F.           Teknik Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji prasyarat.  Pengujian  data hasil pengukuran yang berhubungan dengan hasil penelitian bertujuan untuk membantu analisis agar menjadi lebih baik. Untuk itu diperlukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas data.

1.  Uji Prasyarat Analisis
 a. Uji Normalitas
Uji normalitas tidak lain sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Pengujian dilakukan tergantung variabel yang akan diolah. Uji normalitas dilakukan menggunakan rumus Kai Kuadrat dengan program SPSS 12. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Kai Kuadrat hitung (c2hitung) lebih kecil daripada nilai Kai Kuadrat tabel (c2tabel) pada taraf signifikansi α = 0,05.
b. Uji Homogenitas
Disamping pengujian terhadap penyebaran nilai yang akan dianalisis, perlu uji homogenitas agar yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas menggunakan uji F dari data pretest dan posttest dengan menggunakan bantuan program SPSS 12.
  1. Pengujian Hipotesis
             Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. Tenik analisis data untuk menganalisis data eksperimen dengan model pretest posttest design adalah dengan menggunakan uji-t (t-test). Menurut Suharsimi (2005 : 395) rumus uji-t untuk model pretest posttest design adalah sebagai berikut :





 

_
D
t =      ______________
 (ΣD)2
   ΣD2
 N







 

   N (N – 1)




Dengan keterangan :
t    = harga t untuk sampel berkolerasi
_
      D              = (difference), perbedaan  antara  sekor  tes  awal dengan  sekor  tes 
              akhir untuk setiap individu
D              = rerata dari nilai perbedaan (rerata dari D)
D2 = kuadrat dari D
N              = banyaknya subjek penelitian

Untuk mengetahui signifikansi atau ada tidaknya peningkatan kemampuan teknik dasar passing dengan pemberian bentuk bermain sesudah dilakukan tes awal (pretest) dan sebelum dilakukan tes akhir (posttest), maka hasil thitung dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila harga thitung lebih besar dari ttabel maka terdapat perbedaan yang signifikan (bermakna), dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis kerja diterima (Ha).
               Untuk menghitung prosentase peningkatan kemampuan teknik passing permainan bolavoli antara tes awal dan tes akhir menggunakan rumus sebagai berikut:        
                                               Mean different
Prosentase peningkatan =                                       X  100%
                                                          Mean pretest